SEJARAH 

Blueberry merupakan buah asli Amerika Utara yang telah tumbuh liar selama ribuan tahun, terutama di wilayah timur laut Amerika Serikat dan Kanada. Penduduk asli Amerika, seperti suku Wabanaki dan Ojibwa, telah lama memanfaatkan blueberry sebagai bagian penting dari makanan dan pengobatan tradisional mereka. Buah ini sering dikeringkan untuk persediaan musim dingin atau dicampur dengan daging kering dan lemak untuk membuat pemmican, makanan tinggi energi yang tahan lama. Mereka menyebut blueberry sebagai "star berry" karena bagian atas buahnya berbentuk bintang lima.

Meskipun telah lama dikenal di alam liar, blueberry baru mulai dibudidayakan secara komersial pada awal abad ke-20. Inovasi penting ini dimulai ketika Elizabeth White, seorang petani di New Jersey, bekerja sama dengan Frederick Coville, seorang ahli botani dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Bersama-sama, mereka melakukan seleksi dan pembiakan terhadap tanaman blueberry liar untuk menghasilkan varietas unggul yang cocok dibudidayakan. Hasil dari kerja keras mereka pada tahun 1910-an ini melahirkan blueberry semak tinggi (highbush blueberry) yang menjadi dasar bagi industri blueberry modern.

Sejak saat itu, blueberry berkembang menjadi komoditas pertanian penting dan populer di seluruh dunia. Amerika Serikat, Kanada, Polandia, dan Chili menjadi produsen utama buah ini. Konsumsi blueberry meningkat karena tingginya kandungan antioksidan, vitamin C, dan manfaat kesehatannya bagi jantung serta fungsi otak. Kini, blueberry tidak hanya ditemukan dalam bentuk segar, tetapi juga diolah menjadi jus, selai, kue, dan berbagai produk makanan lainnya, menjadikannya buah global yang akarnya berasal dari kearifan lokal masyarakat asli Amerika.